Chapter Bab 143
Bab 143 Apakah Kamu Pernah Menyukaiku Selama Tiga Tahun Menikah?
Kayla tertegun.
Dia menoleh ke arah Theo yang sedang duduk di kursi dengan ekspresi datar. Saat ini, dia tidak dapat menebak apa yang Theo inginkan. “Dokter bilang pendarahanmu sudah berhenti. Kamu hanya perlu pulang beristirahat dan akan segera sembuh.”
Tempat ini bukan rumah sakit swasta yang sepi dan dilengkapi dengan fasilitas yang setara dengan kamar hotel bintang lima. Jika dibandingkan, Keluarga Oliver mempunyai dokter pribadi dan pembantu yang tentunya lebih pandai merawat pasien daripada rumah sakit umum yang ramai ini.
Theo menatapnya sambil tersenyum santai. “Takutnya nanti berdarah lagi. Tempat tinggalku terpencil dan nggak ada seorang pun di sekitarku pada malam hari. Kalau aku pingsan karena kehabisan darah, bukankah aku akan meninggal?”
Kayla menggertakkan giginya sambil mendelik Theo. “Apa yang kamu inginkan?”
“Tinggal di rumahmu ….”
Sebelum Theo selesai berbicara, Kayla sudah menoleh ke arah dokter dan berkata, “Dokter, tolong biarkan dia dirawat inap.”
Theo terdiam.
Karena ini bukan rumah sakit umum yang terkenal, Theo diizinkan untuk rawat inap.
Unit rawat inap berada di lantai lima. Terlihat kasur tunggal berukuran satu meter dan seprei warna biru yang sudah agak memutih karena dicuci berulang kali, bahkan terdapat noda yang tidak dapat dibersihkan di atasnya.
Awalnya, Kayla mengira Theo akan menunjukkan rasa jijik, Bagaimanapun, seorang tuan muda yang terlahir kaya sepertinya selalu memperoleh makanan, tempat tinggal dan fasilitas yang terbaik. Tidak heran kalau dia terobsesi dengan kebersihan, hal ini terlihat dari standar kebersihan di Vila Aeris.
Namun, Theo hanya melihat sekilas, lalu membuka sepatunya dan berbaring di atas.
Kayla masuk ke kamar mandi dengan kebutuhan mandi yang dia beli di supermarket. Setelah mandi dan membersihkan noda di pakaiannya, dia berjalan keluar sambil berkata pada Theo. “Aku sudah meletakkan handuk di dalam, kamu bisa langsung mandi.”
Theo sedang beristirahat. Mendengar ucapan ini, dia pun membuka matanya dan melihat ke arah Kayla.. “Sakit, nggak ingin bergerak.”
Saat ini, melihat batang hidungnya yang bengkak dan darah kering di wajahnya belum dibersihkan, dia tampak agak tragis.
Sekarang baru siang hari, tetapi Kayla sangat kantuk karena kurang tidur semalam. Mendengar Theo
+15 BONUS
tidak ingin mandi, dia pun mengabaikan Theo, Laglan yang kotor adalah Theo.
Theo menatap punggung Kayla yang berbaring di tempat tidur untuk cukup lama. Setelah memastikan bahwa Kayla benar–benar mengabaikannya, dia pun memanggil. “Kayla ….”
Suaranya agak lembut.
Kayla baru berbaring beberapa menit saat Theo memanggilnya, tetapi dia sudah hampir terlelap.
Mendengar suara Theo, dia hanya menyahut Theo dengan santal.
Theo mengerutkan keningnya, lalu rasa sakit yang luar biasa pun melanda hidung, dahi dan bahkan
pelipisnya. Dia memerintahkan dengan tegas. “Ambilkan air untuk membersihkan badanku.”
Mendengar ucapan ini, Kayla menjadi agak tersadar. Dia menoleh ke arah Theo sambil berkata, “Yang terluka adalah hidungmu, bukan tangan ataupun kakimu.”
Tanganku juga sakit,”
Kayla tertawa marah.
Karena Theo mengetahui apa yang akan dikatakan Kayla, dia berkata dengan nada sinis, “Kalau bukan karena seseorang sangat lasak dan nggak bisa ditahan, bagaimana mungkin aku menjadi seperti ini? Atau kamu berharap aku jangan terlalu cepat sembuh agar kamu bisa menjagaku beberapa hari lagi?”
Theo sengaja mengucapkan kalimat terakhir untuk memprovokasi Kayla, tetapi Kayla tetap terpancing. Apa boleh buat, dia sungguh ingin menyingkirkan pria ini.
Demi mencapai tujuannya, dia bersedia untuk mengalah.
Theo memandang Kayla yang sangat kantuk, bahkan kelopak matanya pun sudah mengeluh. Namun, ketika mendengar kalimat terakhir, dia tetap bangkit dari kasur dan pergi ke kamar mandi untuk mengambil air.
Suatu perasaan lelah dan tidak berdaya menyelimuti hati Theo. Dia tidak bodoh, tentu saja dia dapat membedakan apakah Kayla benar–benar ingin menceraikannya atau hanya ingin mendapatkan perhatiannya.
Kayla menyerahkan handuk yang sudah diperas kepada Theo, tetapi Theo hanya melihat sekilas dan tidak mengambilnya.
Oke, sekarang Theo adalah bos.
Setelah menyeka darah di wajahnya, Kayla mengangkat wadah air dan hendak membuang air itu ke kamar mandi. Tepat pada saat ini, Theo tiba–tiba bertanya dengan pelan, “Apakah kamu pernah menyukaiku selama tiga tahun menikah?”
Seketika, Kayla mengira Theo gegar otak karena benturan itu. Kalau tidak, bagaimana mungkin Theo menanyakan hal yang begitu aneh padanya?
+15 BONUS
Setiap menghadapinya, Theo selalu bersikap seperti robot yang tidak berperasaan. Setelah melewati begitu banyak malam sendirian, dia juga pernah bertanya–tanya apakah dirinya menikah dengan dewa yang tidak memiliki emosi dan gairah.
Setelah tertegun sejenak, Kayla pun menglakan.
Menyukai seseorang bukanlah hal yang memalukan, dia tidak perlu menyembunyikan hal ini.
Dari sudut pandang Theo, dia hanya bisa melihat rambut hitam Kayla. Suasana hatinya membaik dan
sudut bibirnya pun terangkat. “Bagaimana dengan sekarang?”
Kayla menjawab, “Nggak suka lagi.”
Sebenarnya jawaban ini kurang akurat. Tepatnya dia sudah menyerah dan tidak peduli apakah dirinya masih menyukai Theo.
Karena dia sudah tidak peduli, dia tidak akan mempertimbangkan hal–hal yang akan membuatnya terjerat dalam hubungan cinta tak terbalas ini. Bagaimanapun, ini adalah kenangan yang buruk.
Ekspresi Theo berubah muram. Suatu kabut langsung menyelimuti keningnya dan sekujur tubuhnya memancarkan aura yang mencekam. Dia terkekeh, lalu menarik selimut untuk menutupi tubuhnya.” Cintamu sungguh murahan.”
Dapat berubah kapan saja, sama seperti saat menikah dulu.
Ketika mereka berada di atas ranjang, Kayla memaksa Theo untuk menikahinya. Namun, begitu turun dari ranjang, Kayla langsung menyesal dan meminta uang darinya.
Kayla tertegun.
Perubahan emosi pria ini sungguh menakjubkan, bahkan orang yang menekuni profesi ini pun tidak secepat ini.
Dia menoleh dan melihat Theo telah memejamkan mata, seolah–olah ingin mengabaikannya.
Pengawal membawakan makan siang. Begitu dilihat, Kayla langsung tahu bahwa itu adalah masakan pembantu. Makanan ditempatkan di ranting lima tingkat, semuanya adalah hidangan yang ringan, bergizi dan bermanfaat untuk menyembuhkan luka.
Awalnya, Kayla mengira Theo ingin dirawat di rumah sakit hanya karena bosan dan akan pergi keesokan harinya. Namun, Theo malah sangat senang dan tidak berniat untuk meninggalkan rumah sakit.
Ketika perawat datang untuk mengukur suhu tubuh, dia sekalian memberi tahu Kayla soal tagihan rumah sakit. Kayla pun bertanya pada Theo dengan kesal, “Kamu mau tinggal berapa lama?”
“Sepuluh hari atau setengah bulan, lihat nanti.”
Kayla sangat emosi hingga langsung turun ke bawah. Dia bukan hanya turun untuk membayar tagihan rumah sakit, tetapi juga karena Bella datang.
+15 BONUS
Ketika mendengar Kayla membicarakan hal ini semalam, Bella tahu dia sangat tertekan. Jadi, pagi ini Bella datang untuk menghiburnya dan sekalian ingin memberikan sesuatu padanya.
Bella sedang menunggunya di aula, tetapi Kayla tidak menyangka ….
Dia datang bersama Davin.
“Kenapa kalian datang bersama?”
Seingatnya, mereka tidak akrab.
“Kami kebetulan bertemu di depan pintu. Setelah tahu Nona Bella datang mencarimu, kami pun masuk
bersama.” Baik dari segi sikap ataupun suara, Davin sangat ramah dan memancarkan aura tuan muda
yang elegan. “Bagaimana keadaan Theo?”
Kayla menggerakkan sudut bibirnya. “Baik–baik saja.”
Bella bertanya dengan heran, “Bukannya hidungnya hanya terbentur, nggak parah, ‘kan? Kenapa sampai dirawat di rumah sakit?”
Kayla menjawab, “Mungkin dia juga gegar otak.”