Pak Theo, Nyonya Pergi Berkencan Lagi by Sakura

Chapter Bab 144



Bab 144 Davin, Perhatikan Sikapmu 

#15 BOMUS 

Relia setia dengan perkataan kayla. Awalnya, dia hendak mengumpat Theo juga, tetapi melihat Davin masih berada di sini, dia sumokan untuk menghina Theo di depan Davin. Oleh karena itu, dia pun menahan diri dan menyerahkan barang di tangannya kepada Kayla, “Ibuku membawakan oleh–oleh untukmu ini makanan, aku takut rusak jadi segera membawakannya padamu,” 

Santa aku ucapkan terima kasih pada Bibi.” 

Ona dagaimana kondisi vas yang sedang kamu perbaiki itu? Pemiliknya sudah mendesakku. Katanya mereka sekeluarga akan pergi ke luar negeri, jadi ingin mengambilnya lebih awal.” 

Kayla meranah, “Sudah selesai, aku akan pulang mengambilnya sekarang juga.” 

Selia yang menerima pekerjaan itu, jadi Kayla bisa menyerahkan vas itu pada Bella. 

Awalnya, Bolla ingin mengatakan bahwa dia memiliki kunci rumah Kayla dan akan pergi mengambil vas 

a sendiri. Namun, melihat Kayla begitu ingin pergi, dia pun mengurungkan kata–katanya. 

Kayla tidak seperti ingin pulang mengambil barang, terlihat jelas dia hanya ingin melepaskan diri dari 

Davin tersenyum ringan, mungkin dia pun menyadari niat Kayla. “Kalau ada urusan, pulanglah. Aku akan membantumu menjaga Theo.” 

Theo punya tangan dan kaki, nggak perlu dijaga.‘ 

Walaupun berpikir demikian, Kayla tidak melontarkan kata–kata ini. Baguslah kalau ada yang 

menjaganya, kalau tidak, dia mungkin akan menimbulkan masalah lagi. 

“Maat merepotkan. Aku akan segera kembali, dia tinggal di kamar nomor 507.” 

Dia masih menyandang status Nyonya Oliver, apalagi dialah yang membuat Theo masuk rumah sakit. Meskipun hubungan Davin dengan Theo sangat akrab, Davin tidak mempunyai kewajiban untuk 

menjaga Theo. Jadi, sekalipun Davin melakukan ini dengan sukarela, dia tetap harus berterima kasih pada Davin. 

Davin tersenyum ringan. “Nggak masalah, pergilah.” 

Ketika keluar dari lift, Theo melihat mereka tersenyum pada satu sama lain di ruang tamu. Entah sudah berapa lama Kayla tidak tersenyum cerah padanya. Setelah dipikir–pikir, selama ini Kayla hanya tersenyum sinis atau tersenyum dingin padanya. 

Saat di bangsal, Kayla seperti landak berduri yang hendak menikamnya, tetapi sekarang Kayla malah tersenyum cerah pada Davin. 

Tatapannya sangat ganas hingga langsung disadari oleh Davin. Begitu menoleh, Davin melihat Theo berjalan menghampiri mereka dengan muram

+18 BONUS 

Theo, kamu….” 

Sebelum Davin selesai berbicara, Theo sudah melewatinya dan menarik Kayla masuk ke dalam pelukan. 

Kayla tidak sempat menghindar. Terutama karena tindakan Theo sangat cepat, dalam sekejap, dia yang berada di depan lift sudah sampai di hadapan mereka

Hidungnya membentur dada Theo yang kekar. Rasa sakit itu membuat matanya memerah dan dia hampir menangis di tempat. 

Dia tidak tahu bagaimana perasaan Theo saat dia membentur hidung pria itu kemarin, tetapi sekarang dia merasakan nyeri dan sakit yang luar biasa. 

Melihat tindakan kasar Theo, Davin pun mengerutkan keningnya. Dari posisinya, dia dapat melihat ekspresi kesakitan Kayla. 

Dia otomatis ingin menarik Kayla dari pelukan Theo, tetapi ketika dia mengulurkan tangannya, dia sudah dihentikan oleh peringatan Theo. 

Sosok Theo yang tegap memancarkan aura dingin yang luar biasa, Dagunya sangat tajam dan matanya seperti pisau yang ingin mencabik–cabik seseorang. 

Davin telah mengenalnya untuk cukup lama. Tentu saja, dia pernah melihat Theo berlumuran darah, tapi ini adalah pertama kalinya dia melihat… mata Theo dipenuhi dengan cahaya posesif yang berlimpah. ” Davin, perhatikan sikapmu. Dia masih adalah istriku.” 

Dia tertegun. Ketika dia masih tertegun, Theo sudah membawa Kayla pergi, 

Ada banyak orang di dalam lift dan hampir semua orang berdesakan. Sekarang, Theo seperti penyejuk udara berjalan, siapa pun ingin menjauh darinya. Kayla yang berada di pelukannya sama sekali tidak merasakan desakan orang–orang. 

Meskipun Kayla kesal, di sini ada banyak orang. Kalau dia melampiaskan amarahnya sekarang, orang- orang akan mentertawakannya. 

Begitu keluar dari lift, dia langsung menghempaskan tangan Theo dan berjalan menuju`bangsal …. 

Di lantai bawah, Davin menyaksikan Theo pergi sambil memeluk Kayla. Suatu emosi perlahan–lahan menyelimuti matanya yang ramah dan lembut. 

Dia mengerutkan bibirnya, tetapi tidak menyusul mereka. 

Bella yang menyaksikan adegan ini pun menghela napas. Ketika Theo membawa Kayla pergi, dia sungguh ingin menghentikan Theo. Namun, Theo sungguh mengerikan, bagaimana kalau Theo tiba–tiba melakukan kekerasan? Akhir–akhir ini berita yang muncul di ponselnya berkaitan dengan kekerasan dalam rumah tangga, dia pun tidak tahu mengapa internet merekomendasikan berita ini padanya

Saat ini, dia pun mengembuskan napas dengan tidak berdaya. “Kalau dulu dia menikah denganmu, mungkin sekarang dia akan sangat bahagia.” 

415 BONUS 

Dia tidak yakin apakah Kayla akan bahagia, bagaimanapun kedua pria ini tidak memiliki perasaan seperti itu pada Kayla. Namun, ini adalah pilihan di antara sampah kering dan sampah basah. Davin adalah orang yang ramah dan mudah diajak bicara, Davin pasti tidak akan mengulur–ulur perceraian 

seperti Theo. 

Davin tertegun. 

Dia bukanlah orang yang terbuka, apalagi dengan orang asing. 

Ketika dia hendak berpamitan dengan Bella, Bella lanjut berkata, Saat dia pergi ke bar untuk mencarimu, 

kenapa kamu nggak menemuinya?” 

Hah? 

Davin berbalik bertanya dengan heran, “Apa?” 

Melihat reaksinya, Bella pun kaget. “Tiga tahun yang lalu, dia pergi ke bar untuk mencarimu… karena kamu nggak menjawab lamarannya di siang hari, dia sudah nggak sabar. Malam hari, dia mendapatkan 

kabar bahwa kamu berada di Vetro, jadi dia pun pergi mencarimu untuk menanyakan jawabanmu.” 

Saat itu, Kayla adalah sosialita yang bangkrut dan terlilit utang. Dia tidak berhak untuk memasuki ruangan pribadi Vetro, jadi dia hanya bisa menunggu di lobi. 

Davin menggelengkan kepalanya. “Dia nggak menemuiku.” 

Saat itu, dia menganggap Kayla sebagai adik perempuan yang memiliki hubungan bisnis dengan 

keluarganya. Meskipun mereka tidak terlalu akrab, kalau Kayla pergi mencarinya malam itu …. 

Ketika memikirkan hal ini, dia tidak bisa memprediksi pilihan apa yang akan dia buat saat itu. 

Bella menjadi kebingungan. “Nggak mungkin, dia bahkan mengirimiku video saat dia berada di Vetro. Dia memesan sebotol bir agar dirinya berani melakukan hal itu. Dia juga memberikan 200 ribu pada pelayan dan meminta pelayan menyampaikan pesan padamu.” 

Dua ratus ribu sangat sedikit. Namun, bagi Kayla yang harus bersembunyi dari para penagih utang dalam keadaan kelaparan, nominal itu sudah sangat besar. 

Saat ini, Bella tidak memikirkan harga diri sahabatnya lagi, dia hanya ingin membongkar kemunafikan pria di hadapannya ini. 

“Kami bisa maklum kalau kamu menolaknya. Bagaimanapun, jumlah itu cukup besar. Tapi, bisa–bisanya kamu nggak mengakui dia pergi mencarimu, bukankah kamu agak keterlaluan?” 

Davin mengerutkan keningnya. Bella tidak tampak seperti sedang berbohong, tetapi Vetro adalah tempat berkelas dan gaji para pelayan di sana pun cukup tinggi. Upah mereka hampir setara dengan para karyawan di perusahaan besar, bagaimana mungkin mereka bersedia membantu Kayla melakukan hal seperti ini hanya demi bayaran 200 ribu

Bukannyamalam itu dia bersama Theo? Apakah ada kesalahpahaman


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.