Chapter Bab 64
Bab 64 Membuat Orang Penasaran
Staf yang sedang mengobrol riang pun dikagetkan oleh suara yang datang secara mendadak itu.
Mereka sontak berbalik dan segera menyembunyikan tangan mereka yang sedang memegang ponsel di belakang punggung. “Pak… Pak Axel.”
Meskipun Axel tidak galak, dia adalah asisten Theo dan bisa dibilang dia mewakili Theo. Seperti yang
diketahui, sekalipun sedang beristirahat, Theo tidak suka mendengar karyawannya bergosip di perusahaan.
“Pak Axel, kami akan pergi ke Departemen Keuangan untuk melaporkan kesalahan kami. Bolehkah Bapak memaafkan kami dan berpura–pura nggak melihat perilaku kami? Aku nggak sengaja membukanya dan hanya membaca sekilas.”
Axel mengerutkan keningnya dan kembali bertanya, “Apa nama acaranya? Cukup jawab pertanyaanku, jangan beromong kosong.”
Sekretaris wanita itu tertegun sambil mengumpat dalam hati, lalu menjawab, “Profesi Unik Itu.”
Film dokumenter ini menceritakan soal industri kerajinan tangan yang diwariskan secara turun temurun dan ahli restorasi budaya adalah episode pertamanya.
Namun, yang membuat Axel tertarik dengan acara ini bukanlah isi acaranya, melainkan orang yang tidak pernah menunjukkan wajah dari awal hingga akhir. Orang itu hanya menunjukkan tangannya di sepanjang program, bahkan jenis kelaminnya pun ditebak melalui ukuran tangannnya.
Sekilas, Axel merasa tangan itu sangat familier. Makin dilihat, dia makin yakin bahwa … orang itu adalah
Kayla!
Dia mengetuk pintu kantor direktur sambil membawa sebuah tablet.
“Pak Theo, Nona Kayla masuk TV!”
Theo mengerutkan keningnya. Dia mengira hubungannya dengan Kayla te ekspos ke publik. Meskipun mereka tidak mengundang wartawan ke pesta ulang tahun Evi, ada banyak orang yang hadir dan mereka tidak dapat mengontrol mulut semua tamu. “Cukup suruh Departemen Sumber Daya Manusia tutupi berita ini, nggak perlu melaporkan hal kecil seperti ini padaku.”
Axel menelan air liur sambil memberanikan diri untuk menyerahkan tablet di tangannya. “Pak Theo, sebaiknya Anda lihat dulu.”
Kalau hanya wawancara soal restorasi budaya, Axel tidak akan begitu panik. Namun, ada adegan berpegangan tangan. Apalagi warganet zaman sekarang suka menjodohkan bintang tamu. Jelas–jelas ini hanyalah ketidaksengajaan, tetapi malah menimbulkan begitu banyak pikiran yang tidak realistis.
Kini, beberapa warganet sudah memotong adegan itu dan mempostingnya ke internet.
+15 BONUS
Acara itu tidak hit, tetapi adegan berpegangan tangan sangat populer dan menjadi pencarian utama di media sosial….
Hanya ada sedikit komentar yang memuji ketampanan pemeran pria, sebagian besar warganet mendesak acara untuk menampilkan wajah pemeran wanita.
Harus diakui bahwa sutradara ini ahli dalam membuat warganet penasaran, Bisa–bisanya sebuah film dokumenter terkesan seperti film romantis. Apalagi salah satu pemeran utamanya tidak memperlihatkan wajah hingga membuat orang sangat penasaran.
Adegan yang ditunjukan Axel adalah adegan yang sudah dipotong oleh warganet.
Theo menatap tangan yang tidak sengaja bersentuhan selama beberapa detik itu dengan muram. Suara pelan wanita itu saat mengucapkan “nggak apa–apa” bergema di telinganya. Emosi di matanya segera berubah, dia seolah–olah sedang menahan sesuatu.
Daya ingat Theo sangat kuat. Sekilas, Theo bisa langsung mengenali pria dalam video itu. Dia adalah … pria yang duduk di samping Kayla saat berada di warung kemarin.
Theo mengangkat kepalanya dan menatap Axel dengan penuh maksud. “Kamu bisa mengenali Kayla hanya dengan melihat tangannya?”
Jantung Axel berdebar kencang. Dia merasa nada bicara Theo agak aneh, tetapi dia tidak tahu hal apa yang sudah dia perbuat hingga menyinggung bos pemarah ini.
Dia menjawab dengan jujur, “Nona Kayla punya tahi lalat di tangannya.”
Tanda ini memang bukanlah sesuatu yang unik, tetapi jarang ada orang yang memiliki tahi lalat di area
yang sama.
Mata Theo kembali tertuju ke tablet dan video terus mengulangi adegan berpegangan tangan.
Dia berkata dengan suara rendah, “Keluarlah.”
Axel ragu–ragu sejenak. Dia tidak dapat menebak isi pikiran Theo, jadi dia pun meninggalkan tabletnya. Karena dia tidak mampu menghadapi suasana yang mencekam di kantor ini, dia segera berbalik pergi.
Theo menghentikan video dengan ekspresi datar. Meskipun Rio segera melepaskan tangan putih yang dipegangnya, Theo tetap merasa sangat kesal.
Theo mengklik riwayat panggilan dan menelepon Kayla. Sejak bertengkar, keduanya sudah tidak
menghubungi satu sama lain selama hampir setengah bulan.
“Maaf, nomor yang Anda tuju tidak dapat dihubungi.“.
Theo tertegun.
Sepuluh menit kemudian, Theo mencoba menelepon Kayla lagi, tetapi masih tidak dapat dihubungi.
Theo tersenyum sinis, lalu mengenakan mantelnya dan berjalan ke luar kantor. Ketika dia melewati tempat kerja Axel dia tiba–tiba mengambil ponsel Axel untuk menghubungi Kayla.
Setelah hening untuk beberapa saat, terdengar suara panggilan tersambung….
Wah, wanita ini benar–benar memblokirnya!
Sekarang, ekspresinya menjadi makin muram. Sebelum Kayla menjawab panggilan, Theo sudah mengakhirinya.
Studio Yunox.
Tepat ketika Kayla hendak mencuci tangannya untuk menjawab telepon, Theo mengakhiri panggilan. Sekilas, dia melihat nama yang muncul di layar ponselnya, tetapi dia tidak menelepon kembali.
Axel mencarinya pasti karena Theo, bukan kabar baik.
Dia memalingkan wajah dan hendak lanjut bekerja, tetapi ponselnya berdering lagi. Bella meneleponnya.
Tanpa perlu dipikirkan pun, dia mengetahui mengapa sahabatnya meneleponnya. Bella juga sudah menonton video yang diedit oleh warganet. Video itu tampak sangat romantis.
Dia pergi ke koridor. Begitu menjawab telepon, terdengar suara riang Bella. “Kayla, hebat kamu, ya! Cepat sekali menemukan pria baru, si Rio ini lumayan tampan!”
*Jangan pikir yang aneh–aneh. Semua komentar di internet itu salah, aku dan dia hanya rekan kerja.”
“Sekarang hanya rekan kerja, kalau kamu berusaha lebih keras, hubungan kalian akan berubah! Ahli identifikasi barang antik yang terkenal adalah ayahnya dan dulu ibunya adalah seorang dosen di sebuah kampus. Kemudian mereka beralih profesi dan mendirikan perusahaan. Keluarganya sangat kaya, kakek neneknya adalah bagian dari perusahaan dan sekolah, latar belakangnya sangat terpelajar.”
Kayla terdiam.
Melihat Kayla tidak menjawab, Bella kembali berkata dengan kukuh. “Soal keuangan dan status sosial, tentu saja nggak sebagus Theo, tetapi keluarganya sangat terpelajar. Karakternya pasti baik. Kalau kamu jadian dengannya, kelak kariermu pasti akan melonjak! Jangan lewatkan kesempatan di depan mata ini, bukankah kalian tampil bersama–sama di sebuah acara? Kalau berkesempatan, traktir dia makan dan ajak dia minum–minum. Dengan paras dan bakatmu, kamu pasti bisa menaklukkannya.”
Kayla tertawa. “Berdasarkan pengalaman percintaanmu, sebaiknya kamu nggak mengguruiku.”
“Hanya salah paham. Sudahlah, aku sibuk. Kamu harus memanfaatkan kesempatan ini. Zaman sekarang sulit cari pria baik!”
Setelah berkata demikian, Bella langsung menutup telepon. Kayla berdiri di koridor sejenak sebelum kembali ke kantor.
+15 BONUS
Selain Rio, tidak ada orang lain di kantor.
Kayla tercengang. “Mereka pergi ke mana?”
“Pergi makan.” Rio mendekati Kayla sambil membuka aplikasi di ponselnya. “Malam ini mau makan apa? Blar kupesan.”
Kayla membuka ponselnya. “Nggak usah, aku akan makan setelah pulang nanti.”
Akhir–akhir ini ada banyak benda antik yang perlu diperbaiki. Seorang anak kaya ingin mengadakan pameran vas dari Dinasti Sayma dan semua biaya tiket masuk akan didonasikan kepada anak–anak di pegunungan. Karena waktu terbatas, semua orang lembur.
“Entah kita akan lembur sampai jam berapa. Sebaiknya makan sesuatu dulu, sudah bekerja seharian, mungkin nanti kamu sudah malas bergerak.”
Mendengar perkataan Rio, Kayla pun merasa agak lapar. “Baiklah kalau begitu.”
Dia menghampiri Rio untuk memilih makanan bersama–sama. Saat Kayla mendekat, Rio mencium aroma lembut di tubuhnya. Namun, itu bukan aroma parfum, agak mirip dengan bau sabun mandi.
Rio menoleh untuk melihat wajah Kayla. Kulit Kayla sangat putih dan halus sehingga urat–uratnya yang
tipis terlihat.
Saat ini, terdengar bunyi “krek“, pintu kantor dibuka dari luar.
Theo berdiri di depan pintu dengan ekspresi datar. Dia menatap kedua orang yang berdekatan itu