Pak Theo, Nyonya Pergi Berkencan Lagi by Sakura

Chapter Bab 60



Bab 60 Lebih Menyayangimu daripada Pak Theo 

Melihat sosok orang yang datang, ekspresi Kayla berubah muram. “Pak Arhan.” 

Wajah Arhan sangat merah dan langkahnya agak terhuyung–huyung, sepertinya dia mabuk. Dia tersenyum nakal sambil menyapa, “Nona Kayla.” 

Mata Kayla tertuju pada kartu kamar yang berada di tangannya. “Sebaiknya kamu jelaskan bagaimana caramu mendapatkan kartu kamarku.” 

Sebenarnya tidak perlu ditanyakan pun Kayla tahu Arhan pasti menyuap staf hotel. Dia mengajukan pertanyaan ini hanya untuk memastikan maksud kedatangan Arhan. 

Arhan terus menatapnya. “Bukankah Nona Kayla yang menyuruhku untuk memilih tempat yang nggak 

ada kamera pengawas? Aku datang untuk melaksanakan perintahmu!” 

Arhan berjalan masuk sambil menutup pintu. Dia menjilat bibirnya dan terus berjalan mendekati Kayla.* Apa ada tempat yang lebih menyenangkan dari kamar? Sekarang kupikir Pak Theo mungkin saja 

menghabiskan 600 miliar untuk memeliharamu.” 

Meskipun Kayla menggunakan piama panjang yang lusuh dan tidak mengenakan riasan apa pun, dia tetap sangat cantik hingga membuat Arhan tidak bisa mengalihkan pandangan darinya. 

“Meskipun aku nggak mampu memberimu 600 miliar, aku jamin aku akan lebih menyayangimu daripada Pak Theo. Selain itu, aku juga akan setia. Aku nggak akan melirik wanita lain selain kamu.” 

Sebenarnya dia mampu memberikan 600 miliar, tetapi dia tidak rela menghabiskan begitu banyak uang untuk meniduri seorang wanita. 

Kayla sungguh ingin membelah kepala Arhan untuk melihat isi di dalamnya. Kayla perlahan–lahan melangkah mundur sampai pinggangnya mengenai meja. “Karena kamu nggak mampu membayarku dan nggak setampan Theo, apa mungkin aku merelakannya demi kamu?” 

Mendengar pertanyaan ini, Arhan merasa dia mempunyai kesempatan. Dia melangkah ke depan dengan penuh semangat sambil berkata, “Aku bisa memberimu status Nyonya Lexius. Selama kamu bersedia menjadi kekasihku, sesampai di Kota Sianta, aku akan langsung menceraikan wanita jelek itu.” 

Kayla termenung. Selama dia termenung, Arhan sudah sampai di depannya dan mengulurkan tangannya 

ke arah Kayla. 

Dia bertanya dengan nada dingin, “Apa kamu nggak takut perbuatanmu ini akan menyinggung Pak Theo dan kerja sama yang kamu perjuangkan dengan susah payah mungkin akan hancur.” 

Meskipun beberapa hari ini Kayla tidak terlalu fokus dengan perbincangan mereka, dia tahu bahwa Theo- lah memegang kendali dalam kerja sama ini. 

“Pak Theo nggak punya waktu untuk mengurusimu. Dia mungkin sedang bermesraan dengan wanita lain di kamar. Soal kerja Sama, kontrak sudah ditandatangani. Nilainya mencapai triliun rupiah dengan blaya ganti rugi ratusan millar. Sekalipun kamu adalah Nyonya Oliver yang sesungguhnya, kamu nggak akan memengaruhi kerja sama kami.” 

Arhan menunjukkan sebuah foto di ponselnya untuk membuktikan perkataannya. Dalam foto tersebut, Theo dikelilingi oleh beberapa wanita seksi dan salah satunya sedang menyulanginya dengan anggur. Wanita itu mengenakan pakalan berleher rendah sehingga tubuhnya tampak sangat montok. Selain itu, nama klub yang terlihat di foto adalah klub di resor inl

*Pak Theo memang muda, tampan, kaya dan berkuasa, tapi dia nggak bisa memberimu status, apalagi menemanimu. Sedangkan aku bisa melakukan semua ini….” 

Terdengar suara hantaman. Arhan yang berada di dalam ruangan menjerit seperti kambing yang disembelih, lalu dia memegang kepalanya dan darah segar pun mengalir melalui jari–jarinya hingga menetes ke karpet gelap di lantai. 

“Apa kamu tahu kenapa aku menyuruhmu mencari tempat yang nggak ada kamera pengawasnya? Dasar bodoh.” 

Kayla mengambil lampu meja dan membantingnya ke kepala Arhan. 

Arhan dipukuli beberapa kali berturut–turut sebelum membalas. Dia mengangkat tangannya untuk meraih dudukan lampu. “Sialan 

Dasar gila! 

Pada dasarnya tenaga pria lebih besar daripada wanita. Sekalipun Arhan adalah tipe pria yang kelelahan. setelah berjalan beberapa langkah, tenaganya masih lebih kuat dari Kayla. Hanya saja, dia tidak menyangka Kayla akan tiba–tiba menyerangnya. Sekarang, dia sudah mengantisipasi dan langsung menggenggam lampu yang dilayangkan Kayla. Dia menatap Kayla dengan galak, seolah–olah ingin menelan Kayla secara hidup–hidup. 

Dia mengerahkan tenaga di tangannya untuk menarik Kayla ke hadapannya Meskipun Kayla segeral melepaskan genggamannya, dia hampir terjatuh ke depan. 

Kesempatan kecil ini cukup untuk membuat Arhan menangkapnya. 

“Dasar wanita sialan, beraninya kamu memukulku!” 

Arhan menggenggam pergelangan tangan Kayla dengan kuat sambil melayangkan sebuah tamparan ke wajah Kayla. 

Serangan Kayla tadi hanyalah hal kecil jika dibandingkan dengan tamparan yang disertai dengan amarah dan tenaga kuat ini. Bau darah segar menyelimuti mulutnya, pandangannya menjadi buram dan dengungan tajam di telinganya membuatnya ingin muntah. 

Sebelum Arhan melayangkan tamparan kedua, Kayla sudah menendang perut bagian bawah Arhan. 

+15 BONUS 

Arhan kesakitan hingga memucat. Dia tidak memikirkan untuk menangkap Kayla lagi. 

Kayla segera berlari keluar dan bergegas menuju lift. Ponselnya berada di dalam kamar, jadi dia hanyal bisa pergi ke resepsionis untuk menyuruh staf membantunya melaporkan Arhan ke polisi. 

Ketika mendengar langkah kaki dan umpatan marah Arhan dari belakang, Kayla pun menoleh. 

Pria yang berlumuran darah itu menatapnya dengan galak dan jarak di antara mereka makin mendekat. 

Kayla mempercepat langkahnya. Ketika dia berbalik, sekilas dia melihat bayangan hitam di depan. Saat 

dia tersadar, dia sudah tidak sempat menghindar. Alhasil, dia menabrak orang itu dengan kuat. 

Karena tabrakan ini, pandangan Kayla menjadi gelap dan kepalanya terasa pusing. Dia bahkan tidak bisa melihat wajah orang di depannya dengan jelas 

Pusing dan ingin muntah …. 

Kayla dapat merasakan orang itu memegang bahunya dan menopang tubuhnya. Terdengar suatu suara, 

tetapi telinganya terus berdengung hingga dia tidak bisa mendengar dengan jelas apa yang dikatakan 

oleh orang itu. Dia bahkan tidak bisa membedakan jenis kelamin orang itu. 

Namun, seseorang yang memiliki tenaga sebesar ini pasti adalah pria. 

Setelah beberapa saat, kesadarannya mulai pulih. Suara orang itu berdengung di telinganya. “Kayla…. 

Suara ini agak familier, tetapi mungkin karena perseteruan hebat tadi, dia tidak dapat mengenali suara orang itu untuk cukup lama. Perlahan–lahan wajah orang itu muncul di pandangannya dan Kayla pun 

bereaksi. “Davin.” 

Melihat sidik jari yang membekas di wajah Kayla, Davin mengerutkan keningnya sambil melirik pria yang sedang berlari ke arah mereka. 

“Apa yang terjadi?” 

Sebelum Kayla menjawab, Arhan sudah tiba dan langsung menarik rambut Kayla. Namun, Davin 

langsung mencengkeram tangannya. 

Seketika, Arhan merasa tangannya akan segera patah! 

Dia memperingatkan dengan galak, “Lepaskan, dia adalah pacarku. Kusarankan kamu untuk nggak ikut campur, kalau nggak, aku akan menghabisimu!” 

“Dia yang membuat wajahmu terluka?” 

Davin tidak mengenal orang bernama Arhan ini dan otomatis mengira orang ini hanyalah wisatawan yang datang berlibur ke resor ini. Bagaimanapun, orang yang berkuasa tidak akan tinggal di kamar biasa seperti ini. 

“Kalau begitu biar kutunjukkan siapa yang akan dihabisi hari ini.” 

+15 BONUS 

Davin tersenyum sinis dan meningkatkan kekuatan di tangannya. Meskipun dia adalah orang yang lembut, dia bukanlah orang yang lemah. Keluarga dengan status terpandang dan kekayaan berlimpah tidak mungkin melahirkan anak lelaki yang lemah. 

Pada saat ini, terdengar suara “ting” dan pintu lift di belakang terbuka. Kebetulan Arhan sedang menghadap lift. Ketika melihat orang yang keluar dari lift, wajahnya langsung memucat. 

“Pak… Pak Theo….” 


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.