Pak Theo, Nyonya Pergi Berkencan Lagi by Sakura

Chapter Bab 59



Bab 59 Sepertinya Nyohya Oliver Sangat Berpengalaman 

Meskipun dirangkul, Kayla tampak seperti sedang diseret. Karena pengaruh alkohol, sekarang dia benar- benar sangat pusing. 

Karena mereka telah menandatangani kontrak, tugasnya selesal. Sekarang, keduanya sudah tidak memiliki hubungan apa pun. Kayla pribadi merasa dirinya adalah orang yang cukup sabar, kalau dia adalah orang yang pemarah, dia tidak mungkin bisa sabar menghadapi Theo selama tiga tahun ini. 

Namun, sesabar apa pun dia, dia tidak mungkin membiarkan Theo menindasnya seperti ini. “Kerja sama kita sudah berakhir, menjawab pertanyaan bisa dianggap sebagai lembur. Sekarang aku nggak ingin lembur, Jadi …. 

Dia melambaikan tangannya sambil berkata, “Simpan pertanyaanmu itu.” 

Kayla berbalik dan berjalan menuju jalur keamanan. Kamarnya berada di lantai enam dan restoran berada di lantai dua. Dia lebih memilih untuk naik tangga empat lantai daripada berduaan dengan Theo. 

Theo menatap punggungnya sambil tersenyum sinis. Ketika Kayla hampir menghilang dari pandangannya, dia kembali mengulurkan tangannya untuk menarik Kayla. 

“Ting….” 

Pada saat ini, pintu lift terbuka. Theo sedang memeluk Kayla secara paksa dan bertatapan dengan orang yang berdiri di dalam lift. 

Davin yang berada di lift menyadari ada yang aneh dengan mereka berdua. Seberkas cahaya melintasi matanya yang lembut. Dia sudah berteman dengan Theo selama beberapa tahun dan ini adalah kedua kalinya dia melihat Theo melakukan hal kasar seperti ini, sehingga dia tidak bisa menahan amarah dan 

kekesalan di dalam hatinya

Sebelumnya…. 

Mengingat kejadian itu, dia tiba–tiba merasa tangannya sangat sakit. Ini adalah efek dari dipelintir. 

Namun, Davin segera menenangkan diri dan mengangguk pada mereka. “Theo, Kayla.” 

Kayla tersenyum padanya dan segera berjalan masuk, tidak lagi melawan Theo. Dia tidak ingin orang 

lain tahu betapa hancurnya pernikahannya. 

Apalagi Davin pernah menasihatinya untuk tidak menikah dengan Theo. Kata–kata penolakan yang dia ucapkan dulu seolah–olah berubah menjadi tamparan yang mempermalukan dirinya sendiri! 

Setelah menekan tombol lantai enam, dia mundur ke sudut untuk menjaga jarak dengan Theo. 

Kontrak sudah ditandatangani dan dia tidak lagi berutang 600 miliar kepada Theo. Hanya dengan meluangkan waktu setengah hari untuk mendaftarkan perceraian mereka ke Dinas Kependudukan, hubungan mereka berakhir. 

Theo menatap Kayla dengan galak dan sekujur tubuhnya dipenuhi dengan amarah. “Katamu pelayanan klub di resor ini sangat telkenal?” 

Hanya ada tiga orang di dalam lift dan suasana sangat sunyi, suaranya terdengar seperti guntur di telinga Kayla

“Sepertinya Nyonya Oliver sangat memahami hal ini, pernah datang?” 

Membicarakan hal seperti ini di depan orang lain sangatlah canggung. Kayla sama sekali tidak berani menatap Davin. Kalau seseorang mengatakan pelayanan sebuah klub bagus, orang yang mendengar pasti akan berpikiran lain …. 

Klub ini memang sangat terkenal, dia pernah mendengar Bella membicarakan soal klub ini. 

Theo mengucapkan setiap kata dengan jelas hingga membuat jantungnya berdebar kencang. “Tipe seperti apa yang kamu cari?* 

Kayla ingin mengabaikannya, tetapi ketika mendengar pertanyaan ini, dia tidak bisa menahan diri untuk menjawab, “Pokoknya bukan seperti kamu.” 

Davin berdeham. Setelah mendengar jawaban Kayla, dia otomatis melirik Theo. Dia kebingungan apakah dirinya harus merasa canggung atau tertawa

Ini hanyalah reaksi spontan yang tidak disertai dengan maksud apa pun. Namun, Theo yang suka berpikiran kotor tidak berpikir demikian. 

Karena Kayla dapat melihat ejekan dan penghinaan dari ekspresi sinis Theo. Dia merasa Theo akan lanjut berkata, “Seperti Davin? Apa aku perlu minta manajer mencarikan beberapa pria sepertinya untukmu?” 

Hanya dipikirkan saja sudah membuatnya panik! 

Tepat ketika Kayla sedang memikirkan cara untuk membungkam mulut Theo, lift tiba–tiba berhenti di lantai enam. Terdengar suara “ting” dan pintu terbuka. 

Dia langsung berjalan keluar dan langkahnya sangat cepat. Dalam sekejap, dia menghilang dari pandangan mereka berdua. Untungnya. Theo tidak menyusulnya. 

Setelah membuka pintu, Kayla memasukkan kartu kamar ke sumber listrik dan meletakkan barang bawaannya ke lemari sebelum pergi mandi. 

Setelah dia mandi dan bersih–bersih, waktu sudah berlalu satu jam. 

Kayla yang berada di atas kasur sedang mengoles losion ke tubuhnya sambil melakukan panggilan video dengan Bella. Nada bicaranya terdengar sangat ceria. “Mereka sudah menandatangani kontrak.” 

“Jadi, utang 600 miliar nggak perlu dibayar lagi?” 

“Ya,” jawab Kayla sambil tersenyum riang. Dia mengembuskan napas panjang. “Akhirnya aku nggak 

*IS BONUS 

perlu bergadang dan bekerja lembur setiap hari. Kalau nggak, mungkin sebelum uangnya terkumpul, aku sudah harus membelikan peti mati untuk diriku sendiri.” 

*Kapan kamu akan pulang?” Bella terdengar lebih bahagia daripada Kayla. “Aku akan pergi memesan restoran sekarang juga dan mengundang beberapa orang untuk merayakan perpisahanmu dengan Theo! 

Kayla tertawa. “Sepertinya kamu terlalu heboh?” 

“Nggak. Kalau bukan karena aku sedang miskin, aku sudah memesan restoran dan memperkenalkan semua pria unggul padamu. Kamu boleh pilih sesuka hatimu.” 

“Pria unggul? Kevin, Bobby atau Jeff?” 

Keduanya tertawa terbahak–bahak. Saat mereka sedang bercanda, terdengar suara sensor pintu dari luar yang diiringi dengan suara pintu berhasil dibuka….. 

Seseorang masuk. 

Ekspresi Kayla berubah muram. Dia mengerutkan keningnya dengan kesal. “Sampai sini dulu ngobrolnya. Sepertinya Theo meminta kartu dari pelayan.” 

Dia memakai sandal sambil mengeluh. “Kenapa pria dewasa sepertinya begitu kekanak–kanakan. Malam -malam begini masih saja cari masalah denganku….” 

Tadi Theo tidak lanjut mengganggunya pasti karena ada Davin. Bagaimanapun, pria sangat mementingkan harga diri, jadi… haih, sekarang dia datang lagi. 

Namun, kata–kata itu hanyalah formalitas, apakah dia perlu mempermasalahkannya seperti ini? 

Kayla yang sedang mengenakan piama berjalan ke arah pintu. Namun, sebelum dia sampai, pintu sudah terbuka. 

Orang yang masuk bukan Theo, melainkan…. 


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.