Pak Theo, Nyonya Pergi Berkencan Lagi by Sakura

Chapter Bab 37



Bab 37 Nggak Mau Berceral 

Theo memandang wajah cuek Kayla dan alisnya pun berkedut karena emosi. Beraninya Kayla mengancamnya

Namun, sebelum dia berbicara, Kayla sudah berbalik dan lanjut berjalan. 

Di area pembayaran mandiri, Kayla membungkuk untuk memindahkan semua barang dari troli dan menaruhnya di meja kasir. Sedangkan Theo berdiri di samping dengan sombong, dia tidak bermaksud untuk membantu. 

Kayla malas berbasa–basi dengannya. Lagi pula, memindai kode bukanlah pekerjaan yang melelahkan, jadi dia hanya mendeliknya saat membayar. Kebetulan matanya sedang tertuju pada kondom di rak 

sebelah…. 

Kayla melontarkan dua kata dengan nada dingin. “Dasar mesum.” 

Saat ini, Theo tidak bermaksud seperti itu, hanya kebetulan sedang melihat saja. 

“Mesum?” Theo menatap Kayla sambil tersenyum usil. “Kalau orang yang tertarik dengan benda–benda ini adalah orang mesum, siapa yang lebih mesum? Aku atau kamu? Aku hanya melihat, tapi ada yang membeli beberapa kotak untuk disimpan di rumah, loh.” 

Kalimat terakhir ini cukup untuk membuat orang–orang di sekitar menoleh ke arah mereka. 

Wajah Kayla memerah. Selain malu, dia juga marah

Hal itu adalah masa lalu yang kelam, tetapi Theo selalu mengingatkannya soal betapa memalukan dirinya ketika mencoba untuk menggoda pria dan ditolak 

secara terang–terangan! 

Karena hal ini, Kayla duduk di kursi belakang dalam perjalanan pulang. Begitu mobil berhenti, dia langsung membawa sayuran pergi ke dapur. 

Memasak bukanlah hal yang sulit baginya, tetapi karena suasana hatinya yang buruk, dia pasti asal- 

asalan. 

Melihat hanya ada sepasang peralatan makan di meja, Theo pun mengangkat alisnya sambil bertanya, ” Kamu nggak makan?” 

Kayla berkata dengan nada sinis. “Lihat kamu saja sudah kenyang, nggak perlu makan.” 

Tak disangka, Theo malah menarik kursi dan duduk, lalu memerintahkan. “Ambil satu set piring dan 

sendok lagi.” 

Kayla mengerutkan keningnya dengan kesal. “Aku nggak lapar. Cepat makan agar kita bisa membicarakan urusan penting.” 

Kalau kamu nggak makan, aku mana tahu apakah kamu menaruh racun di makanan ini.” 

+15 BONUS 

“Kamu….” 

Menaruh racun adalah hal yang merepotkan, dia sungguh ingin membelah isi otak Theo sekarang juga

Akhirnya, Kayla pergi ke dapur dengan kesal untuk mengambil piring dan sendok. Setelah dia mencicipi semua hidangan di meja, dia pun bertanya, “Yang Mulla, apa Anda sudah puas? Sudah bisa makan?” 

Theo mulai menggerakkan sendoknya. Perlu dlakul bahwa meskipun Theo memiliki mulut yang kasar dan temperamen yang buruk, perilakunya sangat elegan dan terpandang, dia seolah–olah sedang 

syuting film. 

Tadi Kayla memang tidak punya nafsu makan, tetapi setelah makanan masuk ke perutnya, dia pun 

merasa lapar dan ingin memakan lebih banyak. 

Mungkin karena tidak enak, Theo meletakkan sendoknya setelah makan beberapa suap. Melihat keadaan ini, Kayla pun berhenti makan. 

“Soal Bella, apa yang harus aku lakukan agar kamu membebaskannya?” 

Theo meliriknya dan malah menanyakan hal lain. “Kamu sungguh ingin bercerai?” 

Kayla tidak menyangka Theo akan tiba–tiba mengungkit hal ini, tetapi dia langsung menjawab dengan tegas, “Ya.” 

“Uang sudah terkumpul?” Kemudian, Theo berkata dengan nada sinis, “Atau kamu ingin mengulur waktu mengumpulkan bukti perselingkuhanku? Kamu mau mendapatkan semua hartaku?” 

Kayla mengerutkan keningnya. “Apa aku perlu mengumpulkan bukti perselingkuhanmu? Kamu menggendong Raline ke rumah sakit, mengantarnya pulang tengah malam dan muncul di hotelnya beberapa hari yang lalu…. Siapa yang nggak tahu soal hubungan kalian berdua?” 

“Semua itu hanyalah rumor yang disebarkan oleh wartawan. Kayla, bagaimanapun kamu sudah menjadi istri orang kaya selama tiga tahun, tolong pikirkan matang–matang sebelum berbicara. Jangan bodoh.” 

“Kenapa? Apa aku perlu menunjukkan foto di atas ranjang agar kamu mengaku?” 

Kata “foto di atas ranjang” membuat ekspresi Theo berubah muram. Dia bertanya dengan nada dingin, Kamu yang menyewa orang itu?” 

Kayla tidak memahami maksud Theo, orang apaan… tapi sekarang bukan waktunya untuk mempermasalahkan hal ini, yang penting adalah masalah Bella! 

“Aku sedang membahas soal Bella, jangan mengalihkan topik pembicaraan. 

Namun, Theo malah menatapnya sambil berkata dengan lantang. “Biar kutanyakan, apa kamu yang mengatur orang untuk membuntutiku dan Raline? Kamu ingin menemukan bukti perselingkuhanku untuk menggugatku?” 

Kayla tertegun. Namun, setelah beberapa detik, dia pun mengerti. Dia langsung menjawab. “Aku nggak 

menyuruh orang membuntutimu, kalau kamu percaya.” 

Sembari berbicara, dia terfokus pada kata kunci. Menggugat ceral… dia sungguh ingin menggugat Theo, tetapi siapa yang berani menerima kasus ini? 

*Tapi kalau aku tahu ada orang yang melakukan pekerjaan seperti ini, pasti sudah kusewa.” 

Mendengar ucapan ini, amarah yang sudah menumpuk di hati Theo selama beberapa hari pun 

menghilang. 

Theo tahu bahwa Kayla tidak mungkin melakukan hal seperti itu. 

Dia mengulurkan tangannya untuk menggenggam dagu Kayla, lalu mencondongkan tubuhnya. Terdapat sebuah meja makan di antara mereka, saat dia mencondongkan tubuhnya, bibirnya hampir menyentuh ujung hidung Kayla. 

Theo tersenyum kecil. “Nggak usah repot–repot. Kalau kamu menginginkan uang, buat aku senang. Aku akan memberikan semua hartaku padamu.” 

Napas Theo yang hangat berembus ke wajah Kayla. Kayla yang bingung pun memiringkan kepalanya. apa yang dilakukan Theo? 

“Theo, apa kamu dicampakkan Raline lagi? Jadi, ingin bersenang–senang denganku?” 

Tiga tahun lalu, insiden di hotel itu terjadi tepat setelah Raline dan Theo putus. 

Namun, Theo jelas–jelas sudah tidak mabuk dan dapat mengenalinya, tetapi pada akhirnya dia tetap…. 

Intinya, pria ini sungguh berengsek! 

Di satu sisi, dia sangat mencintai Raline, tetapi di sisi lain, dia tidak ingin menunggu tiga tahun. Raline baru saja keluar negeri, dia juga sudah meniduri Kayla. 

Theo tersenyum sinis. “Bersenang–senang? Benar juga, kondom yang kamu beli sebelumnya akan segera kedaluwarsa, jadi malam ini akan kupakai semuanya untuk bersenang–senang.” 

Kepala Kayla bergema, dia merasa bibir Theo makin mendekat. Dia juga tidak bisa membedakan apakah Theo sedang bercanda atau serius, jadi dia otomatis melangkah mundur: 

Namun, Theo tiba–tiba berjalan mengitari meja makan, lalu membungkuk untuk memeluknya. “Kenapa menghindar? Bukankah ini yang kamu inginkan selama tiga tahun ini?” 

Kayla tertegun untuk cukup lama. Dia berusaha sekuat tenaga untuk melepaskan diri dari pelukan Theo, tetapi tidak berhasil. 

Dia benar–benar panik 

Kayla berusaha untuk menenangkan diri. Dia menatap pria di dekatnya itu, lalu berkata sambil 

tersenyum sinis, “Theo, Jangan–jangan kamu nggak ingin bercerai denganku?” 

SANOU SI 


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.