Chapter Bab 22
Bab 22 Bertemu Dengannya Lagi
Satu kalimat cukup untuk membuat ekspresi Raline berubah drastis. Kebanggaan dan kegembiraan yang dia tunjukkan tadi langsung menghilang, hanya tersisa rasa malu di wajahnya.
Dia memahami makna di balik ucapan Kayla. Sebagai istri sekaligus anggota keluarga Theo, mereka tidak butuh dua surat undangan.
Raline masih ingin membalas Kayla, tetapi melihat Hardy masih berdiri di samping, dia pun menahan diri.
Dia berbalik untuk berpamitan pada Hardy dan tidak lupa menyampaikan tujuannya. “Pak Hardy, tolong bantu aku cari tahu keberadaan Key. Meskipun dia bukan karyawan Bapak, Bapak sangat dihormati di bidang ini. Menemukan ahli restorasi ini pasti bukan hal yang sulit bagi Bapak, asalkan dia bersedia, harga bukanlah masalah.”
Melihat ekspresi dingin Kayla, Hardy pun mengangguk dengan canggung, lalu mengantar Raline pergi….
Sepulang kerja, begitu keluar dari studio, Kayla melihat mobil Theo sudah terparkir di depan pintu.
Bentley khusus dengan pelat nomor publik bukanlah mobil umum di kawasan kumpulan mobil–mobil. mewah, apalagi di tempat seperti ini. Tentu saja, mobil Theo menarik perhatian banyak orang di sekitar.
Ponsel di tangannya bergetar, Theo mengiriminya pesan: “Kemari.”
Kayla mengabaikannya dan langsung berjalan menuju kompleks tempat tinggalnya.
Saat ini, dia tidak ingin menjadi pusat perhatian dan bahan gosip orang–orang. Dulu, di Perusahaan Oliver, ketika orang–orang mengira dia memacari anak orang kaya, keesokan harinya dia langsung menjadi bahan omongan. Dia sungguh tidak menyukai perasaan seperti itu!
Theo melihat punggung yang dihempaskan wanita itu padanya, lalu memicingkan matanya. Tiba–tiba,
dia terkekeh, senyumannya itu sungguh menyeramkan….
Kayla baru jalan beberapa langkah, mobil Theo sudah menyusul. Dia menurunkan jendela sambil
berkata dengan nada dingin, “Kamu mau aku menggunakan kekerasan?”
Kayla mengerutkan keningnya. Dia tahu pria ini bisa melakukan apa saja.
*Aku pulang untuk ganti pakaian.”
Setelah bekerja seharian, tubuhnya dipenuhi dengan debu.
Theo tidak bersuara, hanya menatapnya dengan galak. Tatapannya lebih dingin dari sebelumnya.
Kayla tidak menyadari hal itu sampai mobil itu melaju di sampingnya dan berhenti. Pintu terbuka, dia diseret masuk ke dalam mobil.
Pergelangan kakinya membentur rangka mobil dan dia merasakan rasa sakit yang luar biasa. Kayla
+15 BONUS
menarik napas dalam–dalam, seketika, matanya pun memerah,
Saat ini, dia sungguh ingin berteriak, “Theo, apa kamu gila!”
“Kayla?” Theo menimpanya dan nada bicaranya sangat datar, tetapi siapa pun dapat mendengar amarahnya. “Apa kamu perlu berdandan lagi? Atau menata rambut?”
Kayla tidak tahu kata–kata mana yang menyinggungnya?
Kayla memiringkan kepalanya untuk menghindari Jari Theo yang hampir mengenai pipinya, lalu menjawab dengan tenang, “Kalau kamu nggak masalah, aku juga bisa langsung pergi.”
Pakaian yang dikenakannya dibeli di pasar malam. Harga satu set pakalannya kurang dari sejuta. jangankan merek, bahkan kualitas pun “tidak memuaskan“.
Saat orang melihat Nyonya Oliver mengenakan pakaian ini untuk menghadiri pesta, yang dibicarakan pasti adalah Theo.
Setelah hening untuk beberapa saat, Theo melepaskannya dan berkata pada pria yang duduk di kursi depan, “Paman Dafa, pergi ke Studio Cantika.”
Studio Cantika adalah studio penata gaya yang sangat populer di kalangan wanita kaya. Setiap model yang diciptakannya bernilai delapan digit.
Gaun yang dibawakan Axel lebih sederhana, tetapi juga merupakan gaun kelas atas dari suatu merek.
Setelah menyelesaikan semuanya dan pergi ke Vila Gamma, waktu sudah larut.
Theo melemparkan kunci mobil ke penjaga pintu, lalu masuk bersama Kayla. Ketika masuk, dia menyerahkan kotak hadiah yang dia bawa kepada Kayla.
Suasana di aula sangat ramai, banyak yang mengobrol sambil bercanda tawa.
Sosok Kayla menarik perhatian banyak orang. Karena takut pada Theo yang berada di sampingnya, tidak ada yang berani membicarakannya secara terang–terangan, tetapi tatapan sarkas yang mereka lontarkan seolah–olah berkata, “Beraninya dia datang?”
Theo membawa Kayla pergi menghampiri Davin.
Pesta penyambutan hari ini bukanlah perjamuan formal sehingga Davin tidak mengenakan jas, dia hanya mengenakan kemeja putih dan celana panjang hitam. Dengan parasnya yang elegan, dia terlihat. sangat rapi dan menawan.
Ketika melihat Theo, dia berkata sambil tersenyum, “Kamu datang terlambat, kupikir sampai akhir acaral pun, kamu nggak akan muncul.”
Setelah berkata demikian, dia menatap wanita di samping Theo, lalu menunduk untuk menyapa Kayla.
Theo berkata, “Ada sedikit urusan mendadak tadi, di mana Carlos?”
“Belum sampal.”
Kayla yang berada di samping terus mengatupkan bibirnya dan matanya tertuju ke berbagai arah.
Dia tidak tertarik dengan isi percakapan mereka dan hanya ingin segera pergi dari sini.
Dulu, ketika dia terpuruk, orang pertama yang dicarinya adalah Davin, tetapi saat itu Davin tidak memberinya Jawaban pasti, lalu….
Rekaman lamarannya diposting ke media sosial bersamaan dengan videonya masuk ke hotel bersama Theo. Dalam sekejap, dia dikenal sebagal “sosialita tragis” yang tidak tahu malu dan suka menggoda
pria.
Kayla ingin pergi saat mereka mengobrol, tetapi ketika dia bergerak, Theo langsung merangkul pinggangnya untuk menghentikannya..
Theo menoleh ke arahnya dan berusaha untuk bersikap normal. “Sudah capek? Kalau begitu, berikan hadiah itu kepada Davin, aku akan menemanimu pergi beristirahat sebentar.”
Kelopak mata Kayla berkedut, dia mempunyal firasat buruk.
Meskipun dia tidak tahu maksud Theo, Theo tidak pernah berbicara dengan begitu lembut padanya, pasti ada niat busuk di balik sikap tidak wajar ini.
Karena hadiah berada di tangannya, perhatian Davin beserta orang–orang yang suka bergosip pun tertuju padanya. 1
Kayla terdiam selama beberapa detik, lalu menyerahkan hadiah itu dengan rendah hati.
Davin menerima hadiah itu dengan ramah. “Terima kasih.”
Dia menatap Theo sambil berkata, “Theo, sudah merepotkanmu.”
Theo mengangkat dagunya sambil berkata, “Bukalah untuk melihat isinya.”
Davin tidak banyak pikir dan langsung membuka hadiah itu.
Di dalam kotak kado terdapat sebuah jam tangan model khusus dari merek ternama. 1
Theo berkata dengan pelan, “Bukannya kamu pernah bilang jam tangan model ini yang kamu miliki hilang? Kemarin saat dinas, aku meminta desainer membuatkan yang baru.”
Melihat jam tangan itu, wajah Kayla langsung memucat!
Orang lain tidak menyadari hal ini, tetapi Theo yang sedang merangkulnya tentu dapat merasakan Kayla sedang menahan getaran di tubuhnya.
Dia memaksakan diri untuk memalingkan wajah, lalu melepaskan rangkulan Theo dengan ekspresi dingin sambil berkata dengan gemetaran, “Aku pergi ke kamar mandi dulu.”
+15 BONUS
Mata Theo berubah muram ketika melihat Kayla pergi dengan tertekan. Dia meletakkan tangannya di pipi dan muncul aura dingin di sudut bibirnya.
Davin yang melihat reaksi mereka pun bertanya dengan kebingungan, “Kenapa, apa jam ini bermasalah?”
“Nggak,” jawab Theo dengan nada datar sambil merapikan kemejanya. “Aku pergi ke sana dulu.”
Setelah berkata demikian, dia berjalan ke arah Kayla pergi.
Di kamar mandi, Kayla membanting pintu, lalu seluruh tenaganya seolah–olah terkuras habis. Dia bersandar di pintu dengan lemas.
Sejak menikah dengan Theo selama tiga tahun, dia tidak pernah melihat Theo memakai jam tangan ini
lagi.
Malam itu, kalau bukan karena jam ini, dia tidak akan naik ke ranjang yang salah
Tidak akan ada pernikahan yang menyiksa selama tiga tahun.
Tak lama kemudian, terdengar suara orang mengobrol di kamar mandi.
“Kayla masih berani datang? Kalau aku adalah dia, aku akan menenggelamkan diri saat Davin menyebarkan rekaman ke media sosial.“1
“Dulu dia terkenal dengan reputasi buruknya. Entah sejak kapan dia berubah nasib. Nggak menikah dengan Davin, malah menikah dengan Tuan Muda Theo yang lebih terkemuka!” Wanita itu berkata sambil tersenyum sinis. “Di kalangan kita, siapa yang nggak tahu masa lalunya? Entah apa yang dipikirkan Tuan Muda Theo, kok bisa menikahinya!”
Orang di sebelahnya menjawab, “Mungkin keterampilannya bagus. Contohnya kemampuan tangan
dan….”
Sebelum mereka selesai berbicara, ada yang mendorong pintu kamar mandi ….