Pak Theo, Nyonya Pergi Berkencan Lagi by Sakura

Chapter Bab 21



Bab 21 Dia Adalah Key 

Theo menutup panggilan video, lalu membuka pintu untuk mengambil pakaian yang diantarkan manajer dan melemparkannya pada Kayla. 

Kayla membawa tas itu ke kamar mandi. Tak lama kemudian, terdengar suara Theo dari luar pintu.” Nanti, Ibu akan menjalani pemeriksaan seluruh tubuh di rumah sakit, ikutlah denganku.” 

“Aku harus bekerja.” Dia juga mengkhawatirkan kondisi Evi, tetapi dia baru bekerja sudah sering meminta izin. Hal ini akan berdampak pada citranya. “Kabari aku setelah hasilnya keluar.” 

Theo melihat punggung wanita itu sambil berkata dengan dingin, “Demi pekerjaan bersih–bersih, kamu mengabaikan kesehatan Ibu?” 

Kayla tidak tertegun dan tidak menjelaskan soal pekerjaannya juga. “Dua hari lagi, aku sudah harus memanggil dengan sebutan bibi.” 

Perkataannya nyata, tetapi terdengar lain di telinga Theo. 

Kita akan segera bercerai, urusan ibumu tidak ada hubungannya denganku. 

Akhir–akhir ini, setiap kali mereka bertemu, Kayla terus mengungkit soal perceraian. Pada saat ini, Theo pun mengerutkan keningnya sambil berkata dengan kesal, “Tiga tahun ini, Ibu memelihara seekor anjing. Sekarang dia sudah pandai mengawasinya dan melindunginya.” 

Mendengar ucapan ini, Kayla pun berbalik. Bisa–bisanya Theo menggunakan perumpamaan ini untuk menuduhnya tidak tahu berterima kasih? 

Kesehatan Evi kurang baik. Tiga tahun ini, dialah yang siaga setiap Evi masuk rumah sakit dan dialah yang merawat Evi di tengah kesibukan. Jika dibandingkan, Theo–lah anak kandung yang tidak peduli pada keluarga, bukan? 

Kayla memandang Theo dengan dingin sambil berkata, “Ya, kamu benar. Babkan anjing pun bisa melindungi majikannya. Aku memesankan makanan untukmu selama tiga tahun, tapi kamu nggak lebih 

baik dari anjing.” 

Theo terdiam. 

Wanita ini pandai mengaitkan kejadian! 

Kayla membuka pintu dan meninggalkan kamar. Setelah keluar dari klub, dia naik taksi menuju Studio 

Yunox. 

Di tengah perjalanan, dia menelepon Bella untuk menanyakan situasi. “Apa cedera di tubuhmu baik–baik 

saja?” 

Semalam, Ronan sama sekali tidak mengontrol tenaganya. Setiap tendangannya sangat mengerikan. 

Bella yang berada di ujung lain telepon menarik napas dalam–dalam, lalu menggertakkan giginya sambil berkata, “Dokter bilang patah tulang dan perlu dirawat untuk sementara waktu. Aku harus menuntutnya, tapi Vetro pasti nggak akan memberiku rekaman pengawasan. Aku agak sulit bertindak.” m 

Kayla berkata, “Carilah dokter untuk mendiagnosis lukamu. Soal yang lain, biar kuurus.” 

Bella tidak ingin Kayla melakukan hal–hal sulit demi dirinya. 

“Lupakan saja. Sekalipun menuntutnya, paling–paling dia hanya dikurung sepuluh hari. Aku akan mencari cara lain untuk memberinya pelajaran. Si bajingan Ronan itu pasti bukan pertama kali melecehkan wanita. Aku akan mencari bukti lain.” 

Kayla bersandar di jendela mobil dengan lesu. “Bella, maaf sudah melibatkanmu.” 

“Jangan berkata seperti itu. Aku malah mau berterima kasih padamu karena sudah memberiku kesempatan untuk membasmi sampah masyarakat.” 

Keduanya mengobrol sejenak. Setelah tiba di depan Studio Yunox, Kayla baru menutup telepon. 

Sesampai di tempat duduknya, dia langsung dipanggil oleh Hardy. “Key, kemari sebentar.” 

Kayla masuk dengan kebingungan. 

“Sini, kuperkenalkan padamu. Dia adalah Nona Raline, dia ingin memintamu membantunya memperbaiki lukisan kuno. Kamu boleh menentukan harga.” 

Kayla melihat ke arah yang ditunjuk Hardy…. Terlihat Raline yang mengenakan kacamata hitam, topi nelayan dan topeng pelindung matahari. Dia duduk di sofa dengan arogan. 

Ketika dia mendengar nama “Key“, dia langsung mengangkat kepalanya. Namun, melihat orang yang masuk adalah Kayla, dia pun mengerutkan keningnya dan kekecewaan memenuhi matanya. “Maaf, Pak Hardy, orang yang kucari bukan dia, tapi ‘Key‘ yang terkenal hebat di bidang restorasi budaya.” 

Hardy tertegun sejenak, begitu pula dengan Kayla. Raline datang mencari “Key“? 

“Kerusakan lukisanku sangat parah. Nggak bisa diperbaiki oleh murid magang. Sebelumnya aku sudah melihat karya kaligrafi yang diperbaiki oleh Key dan hasilnya sungguh luar biasa! Tapi beliau sangat misterius dan aku nggak bisa menemukan keberadaan serta identitasnya, jadi aku datang ke sini untuk 

meminta bantuan Bapak.” 

Kemudian, Hardy menyadari bahwa Raline sudah salah paham. Namun, Raline diperkenalkan oleh teman dekatnya, jadi dia terpaksa menjelaskan dengan ramah, “Dia adalah Ke….” 

DOPAR 

“Pak Hardy.” Kayla menyela. “Memperbaiki barang antik juga bergantung pada jodoh. Karena aku dan Nona Raline nggak berjodoh, jangan dipaksa.” 

Hardy merasa suasana di antara mereka berdua agak aneh. Dia tertegun sejenak, lalu mengangguk.” 

Benar juga.” 

Sebelum Raline memahami maksud Kayla, Kayla sudah berbalik pergi. 

Dia segera berdiri dan berjalan ke hadapan Kayla. “Kayla, malam ini, Davin mengadakan pesta penyambutan di Vila Gamma, apa kamu tahu?” 

“Nggak tahu.” 

“Dasar Davin ini.” Tas Raline jatuh ke lantai, undangan berlapis emas pun terlihat. Dia membungkuk untuk mengambil undangan itu. 

Gerakannya sangat alami, seolah–olah tasnya memang tidak sengaja jatuh. 

“Kalau kamu nggak keberatan, ikutlah denganku malam ini. Davin baru saja kembali dan lebih sibuk, mungkin dia lupa….” 

Ekspresi Kayla sangat dingin. Dia tersenyum pada Raline sambil berkata dengan lantang. “Nona Raline, apa kamu memahami arti dari ‘dan keluarga‘ yang tertera di surat undangan? Aku dan Theo adalah suami istri, apa mungkin dia mengirim dua undangan untuk satu keluarga? Kamu yang kurang paham atau keluargamu selalu membagi undangan dengan cara seperti ini?” 


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.