Menantu Pahlawan Negara by Sarjana

Chapter Bab 645



Bab 645 Ahli Bedah Ortoped! Terkemuka 

Xavier memelototi Ardika. 

Dia terus mengepalkan tinjunya dan akhirnya melepaskannya dengan frustrasi. 

“oke, aku akan menjual Perusahaan Harmoni!! 

Setelah mengatakan ini, Xavier pergi tanpa menoleh ke belakang. 

Selanjutnya, Luna menandatangani kontrak dengan Perusahaan Harmoni. 

Saat ini Grup Hatari dan Perusahaan Harmoni adalah miliknya. 

Adegan yang terjadi di aula perdagangan menyebar ke seluruh Kota Banyuli seperti angin. 

Ini telah menjadi topik yang hangat di kalangan masyarakat. 

“Aku nggak pernah menyangka menantu bodoh dari Keluarga Basagita bisa begitu cakap!” 

Ini adalah kalimat yang selalu diteriakkan banyak orang. 

Gedung kantor pusat Grup Hatari berada tepat di sebelah pusat perdagangan. 

Setelah keluar dari aula, Luna dan Ardika langsung pergi ke sana dan mengadakan pertemuan singkat tingkat tinggi. 

Pekerjaan formal harus menunggu Luna terbiasa sebelum bisa dimulai secara resmi. 

Nyatanya, Luna merasa grogi sepanjang waktu. 

Setelah perjalanan lagi ke Perusahaan Harmoni, hari sudah gelap ketika kami keluar. 

Setelah kedua keluarga selesai makan di luar, mereka kembali ke rumah. 

“Bu, malam ini aku dan Luna nggak akan pulang.” 

Saat ini Ardika tiba–tiba berkata kepada Desi. 

Luna seolah telah memikirkan apa yang akan terjadi dan wajahnya memerah. 

Malu dan marah. 

Dia menatap Ardika dengan tajam. 

Tidak pulang ya tidak pulang, untuk apa bilang? 

“Ah… kalian mau ke mana?” 

Desi tertegun sejenak sebelum sadar dan berkata dengan marah, “Nggak pulang ya nggak usah pulang. Itu bukan urusanku!” 

1/3 

+15 BONUS 

Setelah mengatakan itu, dia masuk ke dalam mobil dan pergl. 

“Bajingan kecil ini berani memprovokasiku. Apa dla pikir sudah begitu luar biasa bisa menghabiskan 10 triliun untuk Luna!?” 

Desi bergumam dengan marah di dalam mobil, tetapi tidak berhenti. 

Akhirnya malam ini Ardika mendapatkan apa yang diinginkannya. 

Ada yang senang dan ada pula yang sedih. 

Larut malam. 

Ibu kota provinsi, Rumah Sakit Depapan. 

Bangsal kelas atas. 

Dipimpin oleh Abraham sang kepala Keluarga Mahasura dari ibu kota provinsi, semua anggota penting Keluarga Mahasura berkumpul di sini. 

Di ranjang rumah sakit ada Rocky yang tidak sadarkan diri. 

“Pak Wadi, bagaimana kondisi anakku?” 

Kendy sang kepala keluarga kedua dari Keluarga Mahasura langsung bertanya kepada kepala departemen, wajahnya begitu muram hingga hampir menitikkan air mata. 

“Tuan Kendy, kondisi Tuan Muda Rocky cukup serius. Tempurung lututnya terluka terlalu 

parah.” 

“Dua hari lalu kami menerima pasien yang dipindahkan dari Kota Banyuli. Kondisinya sama dengan Tuan Muda Rocky.” 

Pak Wadi berhenti sejenak, kemudian menatap Kendy dengan cemas sebelum berkata, “Saran terakhir kami adalah kakinya diamputasi.” 

“Siapa yang berasal dari Kota Banyuli?” 

Setiap orang di Keluarga Mahasura sangat sensitif saat mendengar kata “Kota Banyuli“. 

“Panggil Handi.” 

Ujar Pak Wadi. 

Kelopak mata semua orang di Keluarga Mahasura tiba–tiba melonjak. 

Handi sang cucu tertua dari Keluarga Santosa.. 

Sama seperti Rocky, kedua kakinya juga lumpuh karena Ardika. 

“Kendy, bagaimana?“/ 

+15 BONUS 

Abraham menatap Kendy. 

“Nggak bisa!!” 

Kendy berteriak dengan marah, “Selama masih ada sedikit harapan, aku akan menyelamatkan Rocky apa pun yang terjadi. Aku cuma punya dia sebagai putra satu–satunya, aku nggak akan pernah membiarkan dia diamputasi!” 

Melihat kegigihannya, Abraham tidak punya pilihan selain bertanya kepada Pak Wadi apakah ada harapan untuk menyembuhkan Rocky. 

Selama Rocky bisa disembuhkan, Keluarga Mahasura rela mengeluarkan uang berapa pun. 

“Mungkin hanya dengan mengundang Pak Farlin sang ahli ortopedi terkemuka di negara ini baru bisa menyembuhkannya.” 

Ujar Pak Wadi. 

Pada akhirnya, Abraham mengambil keputusan dan segera mengundang Pak Farlin, kemudian menyewa pesawat untuk pergi ke ibu kota provinsi. 

“Ardika si bajingan ini, beraninya dia mematahkan kaki Rocky? Beraninya dia? Apa dia nggak tahu Keluarga Mahasura bisa menghancurkannya sampai mati hanya dengan satu jari!?” 

Setelah kembali ke Vila Manhatam Keluarga Mahasura, Kendy masih marah dan berteriak. 

Keluarga Mahasura tidak menyangka Ardika begitu bernyali besar, 

“Tuan Abraham, Tuan Kendy, sudah ketemu. 

Saat ini kepala pelayan Keluarga Mahasura masuk dan melaporkan. 

“Menurut informasi yang kami terima, Luna mengalihkan ekuitasnya ke Liander dari Keluarga Septio di Provinsi Aste untuk menyelamatkan Ardika.” 

“Vila Bistani dan Grup Hatari keduanya dibeli oleh Keluarga Septio dari P 

si Aste.” 


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.