Menantu Pahlawan Negara by Sarjana

Chapter Bab 644



Bab 644 Dua Puluh Miliar Untuk Membeli Mukamu 

Slapa Itu? 

Ini adalah apa yang ditanyakan semua orang di aula saat ini. 

Siapa yang menghabiskan 10 triliun untuk membeli Grup Hatari dan memberikannya kepada Luna sebagai hadiah pernyataan cinta? 

Mungkinkah dia adalah tuan muda dari suatu keluarga kaya? 

Ini terlalu gila. 

Ini terlalu menghambur–hamburkan uang. 

Semua orang menatap Roni. 

Tatapan mereka mengikuti setiap gerakannya. 

Di bawah sorotan, Roni berbalik ke samping dan membungkuk ke arah pria di sebelah Luna. 

“Tuan Ardika.” 

Satu per satu tatapan tertuju pada Ardika. 

Duar! 

Satu kejadian menimbulkan kehebohan. 

“Ternyata dia orangnya, menantu Keluarga Basagita!” 

Ya ampun, apakah ada yang salah dengan telingaku atau apakah dunia sudah berubah!?” 

“Keterlaluan! Benar–benar keterlaluan! Sebelumnya aku sudah menebak siapa orangnya, tapi aku nggak pernah menebak pria itu!” 

Seluruh aula langsung dipenuhi dengan kehebohan. 

Benar–benar heboh. 

Ardika Mahasura. 

Pria paling terkenal Banyuli. 

Kota 

Mungkin beberapa orang tidak mengetahui nama pemimpin kota tersebut. 

Mungkin beberapa orang belum mengetahui nama kepala dari tiga keluarga besar tersebut. 

Akan tetapi, tidak ada yang tidak mengenal Ardika: 

Menantu bodoh dari Keluarga Basagita. 

| +15 BONUS 

Sebuah pecundang yang bahkan dipandang remeh oleh Keluarga Basagita sendiri. 

Siapa pun itu, mereka bisa merasakan memiliki posisi tinggi di hadapan menantu yang menjadi bahan tertawaan ini. 

Sekarang 

Ternyata seseorang memberi tahu mereka kalau pecundang ini menghabiskan 10 triliun untuk membeli Grup Hatari sebagai hadiah untuk istrinya. 

Kok bisa? 

Kok bisa!? 

“Ardika, kamu?” 

Luna berbalik dan menatap Ardika dengan tatapan kosong. 

Rasanya seperti mimpi dan dia tidak percaya ini nyata. 

Bagaimana Ardika bisa mendapatkan uang ini? 

Akan tetapi, Roni sang manajer umum Grup Hatari sendiri mengakui orang itu adalah Ardika. 

Tidak mungkin dia tidak percaya. 

Ardika memegang tangan Luna dan berkata sambil tersenyum, Sayang bilang padamu kalau hari ini aku akan memberimu hadiah besar.” 

Luna terdiam

Dia bahkan tidak mengindahkan kata–kata Ardika. 

kemarin aku sudah 

Ardika sudah bilang beberapa kali kalau dia sudah membeli Grup Hatari dan memberikannya kepadanya, tetapi Luna mengira dia sedang membual. 

Siapa sangka hal itu ternyata benar adanya? 

Desi, Amanda, Doni. 

Saat ini ketiga tetua itu juga menatap Ardika dengan tatapan kosong. 

Seolah baru pertama kali bertemu dengannya. 

Xavier tersenyum sedih.. 

Dia kalah. 

Kalah secara menyedihkan. 

Hadiah senilai 40 miliar miliknya dihadapkan dengan 10 triliun milik Ardika. 

Ini sama konyolnya dengan anak kecil yang bermain rumah–rumahan. 

+15 BONUS 

Pantas saja Ardika menyebutnya bodoh sebelumnya. 

Sekarang Xavier juga merasa dirinya cukup bodoh. 

“Pergi ke konter dan tanda tangan.” 

Ardika menepuk bahu Luna. 

“Oke.” 

Luna berjalan ke konter dengan bingung. 

Ardika melirik ke arah Xavier dan berkata, “Xavier, aku beli Perusahaan Harmoni seharga 60 miliar dan menggabungkannya dengan grup istriku. Apa kamu keberatan?” 

Bisnis Perusahaan Harmoni dan Grup Perfe memang saling melengkapi, jadi bukan ide yang buruk untuk membelinya. 

Xavier tidak keberatan menjual Perusahaan Harmoni. 

Dia membelinya sebagai hadiah untuk Luna. 

Sekarang barang itu telah menjadi sebuah lelucon. 

Tidak ada gunanya menyimpannya. 

Akan tetapi, ucapan Ardika sepertinya telah membuatnya kesal. 

Dia berkata dengan marah, “Aku membeli Perusahaan Harmoni seharga 40 miliar. Ardika, apa maksudmu memberiku 20 miliar lebih? Apa kamu mempermalukanku?” 

“Mempermalukanmu? Nggak ada komentar.” 

Ardika tersenyum tipis, “Kamu selalu menekankan Keluarga Mahasura memberimu muka, jadi. mereka menjual Perusahaan Harmoni kepadamu.” 

“Dalam bisnis, harganya ditandai dengan jelas. 20 miliar ini adalah uang u 

nukamu.” 

“Kelak tolong jangan ganggu istriku lagi.” 

Tiba–tiba tatapan penuh simpati tertuju pada Xavier. 

Xavier kalah total. 

Akan tetapi, coba pikirkan, Ardika baru menghabiskan 10 triliun. 

Siapa yang tidak terkalahkan? 

Segalanya menjadi tidak ada artinya di hadapan kekuatan mutlak. 


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.