Menantu Dewa Obat

Chapter Bab 1357



Bab 1357 Kalau kau pergi, lalu bagaimana denganku?

Sarah: "Jangan harap kau bisa membohongiku!"

"Pasti kau yang meracuniku, dasar bajingan brengsek, kau... kau sama sekali bukan orang baik!"

"Mati... mati pun aku tidak akan pernah memaafkanmu!"

Reva benar-benar terdiam. Apakah wanita ini mengalami paranoia pelecehan?

"Mau percaya atau tidak, terserah kau saja!"

"Karena kau sekarang sudah baik-baik saja, jadi aku pergi dulu.”

Reva bangkit berdiri kemudian bersiap-siap untuk pergi.

Sarah langsung menghentikannya, "Mau kabur?"

"Jangan harap!"

"Hari ini, antara kau yang mampus atau aku yang mati!"

Reva benar-benar dibuat pusing olehnya, "Ehh, nona apa kau bisa pakai baju dulu setelah itu baru berbicara denganku lagi?”

"Apa bagus dengan telanjang bulat seperti ini?"

Sarah merasa malu dan sangat kesal, "Aku.. aku... aku sudah dilecehkan olehmu, apa kau masih peduli dengan hal itu?"

"Kau..."

Reva langsung menyela ucapannya. "Sudahlah jangan omong kosong lagi."

"Begini saja, bagaimana kalau kau pergi ke rumah sakit untuk melakukan pemeriksaan agar bisa mengetahui apakah kau masih perawan atau tidak?"

Sarah: "Aku tidak mau pergi untuk melakukan pemeriksaan, aku..."

"Tunggu sebentar, apa... apa... apa yang kau katakan barusan?"

"Kau tahu darimana kalau aku...."

Reva melengkungkan bibirnya. Sejujurnya dia sama sekali tidak mengira bahwa Sarah masih

perawan.

Gadis seperti ini sudah sangat langka dalam dunia hiburan seperti itu.

Wajah Sarah memerah. Karakternya cukup dingin dan dia selalu memusuhi pria mana saja.

Jadi selama bertahun-tahun ini, meskipun dia ikut bersenang senang dan berpesta pora dalam dunia hiburan itu namun dia selalu menjaga kesucian dirinya.

Namun dia sama sekali tidak menyangka bahwa Reva bisa melihat semua ini!

Bersamaan dengan itu, dia juga merasa agak bingung.

Dia tidak merasa sakit dan tubuhnya juga tidak terasa tidak nyaman.

Apa mungkin Reva benar-benar tidak melecehkannya?

Reva: "Kalau kau benar-benar tidak percaya kepadaku, bagaimana kalau kau pergi untuk memeriksakan dirimu saja? Dan jadikan hasil tes itu sebagai jawabannya, bagaimana?” Sarah menatap Reva sejenak dan pada saat ini secara samar dia mulai percaya dengan ucapan

Reva.

"Oke, kalau begitu aku akan pergi untuk melakukan pemeriksaan diri."

"Tetapi, kalau... kalau sampai kau benar-benar melecehkanku, aku... aku tidak akan pernah selesai dengan kau!" Ujar Sarah dengan kencang.

Reva melambaikan tangannya dan merasa malas untuk terus berbicara dengannya dan dia langsung berjalan pergi. Melihat Reva yang baru saja hendak berjalan keluar dari pintu itu tiba-tiba Sarah berkata, "Ehh, tunggu sebentar!" Reva merasa tidak berdaya: "Ada apa lagi?"

"Bukannya tadi kau bilang bahwa kita akan menunggu hingga kita mendapatkan hasil tesnya?"

Sarah tersipu, "Aku... aku... aku..."

"Kalau kau pergi, lalu bagaimana denganku?"

"Bajuku sudah dirobek oleh kau!"

Reva menepuk kepalanya dan kemudian teringat bahwa pakaian Sarah memang dirobek olehnya

semalam.

Kalau dia pergi begitu saja, bukankan Sarah akan berada di sini dalam keadaan telanjang bulat?

Dulu, dia masih punya manajer yang bisa membantunya melakukan sesuatu.

Sekarang, manajernya sudah pergi dan dia hanyalah seorang perempuan dan tidak punya teman di sini. Bukankah sangat kacau sekali ini jadinya?

Reva berjalan kembali ke kamar lalu duduk di sana. "Kalau begitu kau bungkus dulu dirimu dengan selimut dan aku akan menyuruh seseorang untuk mengantarkan beberapa pakaian untukmu."

Sarah telah membungkus dirinya dengan selimut sedari tadi dan saat mendengar ucapan Reva, wajahnya langsung terasa panas seolah sedang terbakar saja.

Dia teringat bagaimana dirinya melawan Reva barusan dalam keadaan telanjang dan pada saat ini dia benar-benar ingin membenamkan dirinya ke dalam inti bumi.

Reva menelepon sang pangeran lalu tak lama kemudian terdengar suara ketukan dari luar pintu.

Saat pintu kamarnya dibuka tampak ada sekelompok gadis yang mengenakan seragam dan masing-masing dari mereka membawa satu koper besar.

"Tuan Lee, ini adalah pakaian yang dipesan oleh pangeran."

"Kami tidak tahu model dan gaya seperti apa yang dibutuhkan oleh istri Anda sehingga kami membawakan semua gaya dan model pakaian yang ada di toko kami. Anda bisa memilih yang mana saja yang Anda inginkan!"

Setelah para gadis-gadis itu selesai berbicara lalu mereka langsung masuk ke kamar sambil mengeluarkan semua pakaiannya. Dengan cepat semua barang-barang itu langsung memenuhi seluruh ruangan itu.

Reva melihat mereka sekilas. Semua pakaian ini adalah barang-barang mewah kelas atas.

Barang yang paling sederhana pun akan berkisaran sebesar 100.000 dolar lebih!


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.