Chapter Bab 41
Bab 41
Selena meletakkan keranjang bunga dan menjelaskan, “Aku temannya, aku cuma mau menjenguknya, setelah itu pergi.”
“Sungguh nggak perlu, orang asing cuma akan merangsang kondisinya. Nona Selena, mari.”
Jane mendorong bantal itu ke pelukan Selena dengan kesedihan dan kemarahan. “Kamu bawalah anakku, cepat pergi. Pastikan
kamu membesarkannya, aku akan menahan orang–orang ini untukmu. Cepat larilah!”
Dengan itu, dia mengambil keranjang buah yang diantar Selena dan menghantamkannya dengan keras ke tubuh dokter yang
merawatnya. “Aku akan membunuh iblis sepertimu! Kamulah yang ingin mengambil anakku, aku akan membunuhmu!”
Petugas keamanan dengan helm dan perisai pelindung bergegas keluar dari pintu dan
menjatuhkannya dengan tongkat listrik, diikuti oleh empat orang yang melemparkannya ke tempat tidur dan dengan cepat
mengikatnya.
Jane masih berteriak, “Kembalikan bayiku!”
Saat obat penenang mulai bekerja, dia perlahan–lahan perlawanannya menurun, tidak lama kemudian dia tertidur.
Selena merasa terkejut saat menyaksikan semua ini, sebab lebih seperti penjara ketimbang rumah sakit. Mereka bukanlah
dokter, melainkan sipir!
Jane yang telah tertidur tampak tidak berbahaya. Kemudian, dia dipersilakan keluar dari bangsal. Pertanyaan yang ingin dia
tanyakan tidak keluar sepatah kata pun.
Selena menoleh ke belakang saat dirinya pergi, kebetulan melihat bahwa dr. Moses sedang memaki habis–habisan para
perawat. Sepertinya memarahi mereka karena membiarkannya
masuk ke dalam.
Saat dia berhenti terdiam cukup lama, dr. Moses segera menatapnya. Kedua mata mereka saling bertemu, segera dr. Moses
memalingkan muka dan menghentikan omelannya.
Selena merasa ada yang tidak beres, terutama karena dr. Moses ini jelas–jelas belum pernah bertemu dengannya, dia merasa
orang ini sepertinya mengenalinya.
dari
Menurut Harvey, Jane mengalami masalah setelah ujian masuk universitas. Dia
diting masi
ditinggalkan oleh Arya
dan gangguan mental setelah aborsi, kemudian dikirim ke
rumah sakit untuk
Yang jelas, tadi Jane tidak dalam
menyebutk
kondisi yang baik. Dia terus memanggil anaknya, tetapi tidak
apa pun tentang ayah
lena, mungkinkah ayahnya telah memberinya pukulan
1/2
+15 BONUS
yang terlalu hebat?
Selena berbalik ke rumah Jane, ingin mencari orang tuanya untuk menanyakan apa yang sebenarnya terjadi saat itu.
Pada saat dia tiba di rumah Jane, rumah tersebut sudah lama berpindah tangan. Orang tua Jane telah inemindahkan seluruh
anggota keluarganya ke luar negeri setahun yang lalu.
Meninggalkan putrinya sendiri dan pergi melanjutkan hidup ke luar negeri? Hal ini membuat Selena merasa makin merasa aneh.
Latar belakang Keluarga Jane tergolong biasa–biasa saja. Meskipun nilai anak bungsunya lumayan bagus, dari mana mereka
mendapatkan uang untuk pergi ke luar negeri?
Selena sekali lagi mengajak Wilson keluar, sikapnya sama hormatnya seperti sebelumnya. “Nona
Selena.”
“Kak Wilson, aku masih perlu merepotkanmu untuk hal yang lain. Kamu mengenal Jane, nggak?”
“Kenal. Anak itu cukup kasihan, dua tahun lalu tiba–tiba didiagnosis menderita penyakit mental, uhm... mungkin keluarganya
memberinya terlalu banyak tekanan buat belajar, sekarang anak itu sangat menyedihkan, psikologisnya juga kurang baik, jadi
mudah timbul masalah.”
“Kak Wilson, aku ingin tanya soal Jane. Apa dia punya pacar?”
Wilson segera melambaikan tangannya. “Nggak ada hal begituan. Baginya belajar merupakan hal sangat penting, setiap saat
dia akan menjaga jarak dengan lawan jenis. Bisa dibilang lawan jenis yang dekat dengannya cuma Tuan Arya. Tuan Arya
termasuk seorang penatua yang baik hati,
sering membantu mereka tanpa syarat sebelumnya. Baik itu Kezia, Jane, dan almarhum Lilian,
hanya saja kehidupan mereka nggak terlalu baik, sungguh disayangkan semua usaha Tuan Arya.”
“Setahuku keluarga mereka nggak berkecukupan, kok bisa mereka tiba-tiba beremigrasi ke luar
negeri?”
“Ibunya menikah lagi dengan pria kaya. Jane sendiri awalnya juga terdaftar di universitas luar
negeri, sangat disayangkan hal seperti ini tiba–tiba terjadi. Kalau Tuan Arya tahu, pasti dia sangat kasihan. Sebelumnya dia
sangat baik pada Jane, serta menaruh harapan besar padanya, tapi
takdir berkata lain.”