Chapter Bab 67
Bab 67 Dia Tidak Pantas? Jadi Siapa yang Pantas?
“Nona, apa yang kamu lakukan? Kamu nggak boleh menyentuh lukisan ini sebelum membelinya!” Satpam yang bertanggung jawab atas area ini pun berteriak keras, “Cepat letakkan lukisan ini atau aku akan menganggapmu sebagai pencuri!”
Kayla dikejutkan oleh teriakan yang menggemparkan seluruh gedung ini. Dia bahkan tidak menyadari
bahwa dirinya sudah menurunkan lukisan itu.
Setelah menyadari sikapnya, dia pun buru–buru menahan emosinya sambil berkata dengan suara serak,
“Maaf, aku terlalu bersemangat…. Aku ingin membeli lukisan ini. Tolong hubungi penjualnya.”
Satpam itu menelepon penanggung jawab dengan ragu–ragu.
Penanggung jawab segera tiba. Setelah mengetahui Kayla ingin membeli lukisan itu, dia langsung menghubungi pemasok lukisan tersebut.
Setelah mengetahui pemasok lukisan tersebut juga berada di tempat, penanggung jawab itu berkata,
Nona Viola, ada yang ingin membeli lukisan Anda. Apakah Anda bisa datang untuk membicarakan harga
dengannya?”
Kayla mengerutkan keningnya dan mempunyai suatu firasat buruk. Meskipun ada banyak orang yang
bernama “Viola“, hanya satu Viola yang bisa memiliki lukisan ini.
Kayla menyentuh lentera kecil yang dipegang oleh gadis kecil di lukisan itu dengan ujung jarinya.
Lukisan itu dibuat oleh ibunya dan dialah gadis di dalam lukisan ini.
Saat ibunya meninggal, dia baru berusia delapan tahun dan belum bisa mengurus barang–barang peninggalan ibunya. Ketika mendengar Martin Sandio membawa Viola dan ibu tirinya pergi bersembunyi
ke luar negeri, dia segera pulang. Namun, dia menemukan vila Keluarga Sandio sudah dijual dan semua
benda di dalamnya sudah dibawa pergi.
Dia menelepon Martin untuk menanyakan keberadaan benda–benda peninggalan ibunya, tetapi Martin malah menjawab dengan kasar. “Untuk apa menyimpan barang orang yang sudah meninggal? Bawa sial saja?”
Tak lama kemudian, Kayla melihat Viola muncul di tengah aula.
Viola mengenakan riasan indah, sweter putih dan rok pensil berwarna abu–abu. Rok tersebut sangat pendek hingga kakinya yang putih dan ramping pun terlihat.
Melihat penampilannya, dia pasti datang dengan niat lain.
Dia berjalan mendekat, lalu menyapa penanggung jawab. “Apa dia yang ingin membeli lukisanku?”
Penanggung jawab mengangguk. “Ya, silakan bicarakan harganya.”
1/4
Viola melipat tangannya sambil mengangkat dagunya. “Harga pas, 100 miliar.”
Terlihat jelas Viola sedang mempersulit Kayla. Seratus miliar sudah bisa membeli karya terkenal. Ibunya Kayla bukanlah seorang pelukis profesional dan tidak terkenal di dunia pelukis. Terlepas dari faktor
lainnya, paling–paling lukisan ini hanya dapat dijual ratusan juta.
Melihat kedatangan Viola, Kayla tahu bahwa transaksi kali ini tidak akan berjalan lancar. Dengan sifat Viola, dia pasti akan memanfaatkan kesempatan ini untuk menindas Kayla.
Melihat Kayla tidak menjawab, Viola menjadi makin lancang. “Kenapa, nggak sanggup? Hmph, memangnya kenapa kalau kamu menikah dengan Theo? Selain nggak mampu mendapatkan hatinya, kamu juga nggak punya 100 miliar!”
Ketika tahu bahwa Kayla akan menikah dengan Theo, Viola meminta ayahnya untuk menikahkannya dengan Theo. Namun, dia tidak berhasil dan masih menyimpan dendam pada Kayla.
Untungnya setelah kembali, dia mendengar banyak rumor soal Theo dan Raline. Hanya dipikirkan saja, dia tahu bahwa kehidupan Kayla selama beberapa tahun ini pasti sangat sulit!
Viola merendahkan suaranya dan terus memprovokasi Kayla. “Sebenarnya dulu ibumu meninggalkan banyak barang yang mungkin berhubungan dengan kariernya. Semuanya adalah barang berharga. Ayah memindahkan semua barang itu ke tempat lain sebelum menyatakan perusahaan bangkrut.”
Dia berkata sambil mengangkat tangannya. “Lihatlah tas di tanganku ini. Aku harus berterima kasih padanya. Aku baru saja menjual salah satu benda peninggalannya untuk membeli tas ini.”
“Plak….”
Setelah selesai berbicara, Viola langsung mendapatkan sebuah tamparan keras!
Hanya didengar dari suara ini, bisa dibayangkan betapa kuatnya tamparan yang dilayangkan Kayla. Bekas tamparan segera muncul di wajah Viola.
Terdengar suara ejekan dari sekitar!
Tamparan kuat itu membuat Viola pusing hingga menutupi wajahnya dengan kaget.
“Kayla, kamu berani memukulku?”
Dia tidak menyangka Kayla akan menamparnya di tempat umum. Bagaimanapun, Kayla adalah nyonya dari Keluarga Oliver? Bisa–bisanya berperilaku buruk di depan umum?
“Kenapa nggak berani? Aku nggak takut malu!” Kayla menatapnya dengan galak, lalu melangkah maju sambil mengangkat tangannya.
Viola mengira Kayla akan memukulnya lagi. Dia buru–buru melangkah mundur, lalu memeluk kepalanya sambil berteriak, “Satpam, ada yang nggak mampu beli, tapi memaksaku untuk menjualnya. Cepat usir
dia!”
Namun, Kayla malah mendengus dingin sambil merentangkan tangannya. “Kutanyakan sekali lagi, berapa harga lukisan ini!”
Dia tidak ingin memberikan sepeser uang pun kepada Viola, tetapi sebelum ibunya meninggal, ibunya dan Martin adalah pasangan suami istri yang sah. Jadi, bajingan itu berhak mewarisi setengah kekayaan ibunya. Kalau dia memperburuk keadaan, mungkin Viola akan memilih untuk merusak lukisan itu daripada memberikan lukisan itu padanya!
Viola tahu bahwa Kayla–lah yang sedang membutuhkan bantuannya, jadi dia kembali bersikap sombong. “Aku nggak akan menjualnya, berapa pun nggak akan kujual!”
Di tengah suasana yang mencekam ini, terdengar suara lembut seorang pria.
“Maaf, bolehkah kamu menjual lukisan ini padaku?”
Keduanya sontak menoleh ke arah datangnya suara. Terlihat Davin yang mengenakan pakaian kasual berjalan keluar dari kerumunan.
Sekilas, dia memahami apa yang terjadi dari omongan orang–orang di sekitar. Alih–alih melihat Kayla, dia mengarahkan pandangannya ke Viola sambil tersenyum. “Permisi, berapa harga lukisan ini?”
Latar belakang seseorang dapat diprediksi melalui aura orang tersebut. Bagaimanapun, aura tidak dapat menipu orang. Jadi, mata Viola langsung bersinar ketika melihat Davin!
Dia datang ke sini untuk mencari suami kaya dan tidak perlu diragukan lagi, Davin adalah kandidat terbaik di antara orang–orang yang dia lihat hari ini.
Dia mengibaskan rambutnya untuk menutupi separuh wajahnya yang merah dan bengkak, lalu menatap Davin dengan centil. “Lukisan ini bukan dilukis oleh pelukis profesional dan pelukisnya juga bukan tokoh terkemuka, 200 juta sudah cukup.”
Davin mengangguk dan memanggil staf untuk melaksanakan prosedur pembelian. Setelah mendapatkan lukisan itu, dia langsung menyerahkannya pada Kayla di depan Viola. “Untukmu.”
Melihat Davin menyerahkan lukisan itu padanya, Kayla sama sekali tidak menolak. “Nanti aku akan mentransfer uangnya padamu.
Davin berkata sambil tersenyum, “Oke.”
Melihat pemandangan ini, Viola pun termenung. “Ka… kalian!”
Davin memang terlihat seperti pria yang lembut, tetapi dia bukanlah orang yang ramah, apalagi…. Theo dan Carlos sedang menunggunya di lantai dua. Tadi dia hanya kebetulan lewat dan sekalian membantu Kayla. Setelah urusan selesai, dia pun mengabaikan Viola dan berpamitan pada Kayla.
Kayla hendak pergi, tetapi Viola malah mengejarnya.
“Orang itu adalah Davin, ‘kan? Kayla, kalau kamu memperkenalkannya padaku, aku akan membujuk
Ayah untuk mengembalikan sebuah benda peninggalan ibumu yang masih tersisa!”
Meskipun Keluarga Sandfo dan Keluarga Warly pernah memiliki hubungan bisnis, saat itu pergaulan
Viola dan Kayla berbeda, jadi Viola tidak mengenal Davin.
Namun, bukan berarti dia tidak pernah melihat Davin di berita.
Dia mengajukan permintaan ini karena mengira Kayla pasti akan setuju. Bagaimanapun, dia hanya meminta Kayla memperkenalkan mereka, bukan melakukan sesuatu yang keterlaluan.
Namun, Kayla malah berhenti dan mengerutkan keningnya dengan dingin. “Kamu nggak pantas
untuknya.
Setelah berkata demikian, dia berbalik dan melihat dua pria sedang menghampirinya.
Mereka adalah Theo dan Carlos!
Kayla mengerutkan keningnya. Kapan mereka berada di sana?
Theo memandang Kayla dengan dingin. Dia tidak marah, tetapi kata–katanya sangat kasar, “Dia nggak pantas? Jadi siapa yang pantas? Kamu?”